Jumat, 21 September 2012

Peringkat akhir perolehan medali PON 2012


Pekanbaru - AKUATIK INDONESIA - Berikut peringkat akhir perolehan medali PON XVIII/2012 berdasarkan data yang disiarkan Media Center PON di Pekanbaru, Kamis malam: (emas, perak, perunggu):

1 DKI JAKARTA 110 101 112
2 JAWA BARAT 99 79 101
3 JAWA TIMUR 86 86 84
4 JAWA TENGAH 47 52 68
5 KALIMANTAN TIMUR 44 45 50
6 RIAU 43 39 51
7 SULAWESI SELATAN 19 17 21
8 SUMATERA UTARA 15 19 23
9 BALI 15 18 30
10 LAMPUNG 15 9 10
11 SUMATERA BARAT 12 12 25
12 NUSA TENGGARA BARAT 11 5 8
13 SUMATERA SELATAN 10 14 29
14 DI YOGYAKARTA 10 12 16
15 PAPUA 9 11 16
16 KALIMANTAN BARAT 6 6 13
17 SULAWESI UTARA 6 6 8
18 KALIMANTAN TENGAH 6 4 6
19 KALIMANTAN SELATAN 5 12 19
20 MALUKU 4 10 5
21 BANTEN 4 8 18
22 KEP. RIAU 4 1 5
23 NUSA TENGGARA TIMUR 3 9 5
24 JAMBI 3 8 20
25 ACEH 3 5 18
26 PAPUA BARAT 3 3 11
27 SULAWESI TENGGARA 3 0 2
28 KEP. BANGKA BELITUNG 2 3 4
29 GORONTALO 2 1 1
30 SULAWESI TENGAH 1 1 1
31 BENGKULU 0 2 4
32 MALUKU UTARA 0 0 1
33 SULAWESI BARAT 0 0 0

(ANTARA News)

PON 2012: 147 rekor tercipta


Pekanbaru - AKUATIK INDONESIA - Sebanyak 147 rekor tercipta selama berlangsung Pekan Olahraga Nasional XVIII di Riau, 5-20 September 2012.
Menurut catatan panitia PON XVIII, Kamis, rekor-rekor tersebut meliputi 137 rekor PON, sembilan rekor nasional, satu rekor SEA Games, dan satu rekor Asia.
Rekor nasional tercipta pada cabang atletik (dua rekornas), angkat besi (3) dan selam (4). Pada cabang selam, juga tercipta satu rekor Asia.
Lifter putri Lilis Idaningsih dari Jabar berhasil memecahkan rekor Asia untuk nomor angkat berat di kelas 84 kg dengan total angkatan 637 kg, mengalahkan rekor Asia sebelumnya yang dipegang oleh lifter China, Chang Yawen dengan total angkatan 625 kilogram.
Sementara rekor SEA Games dipecahkan oleh pelari Eddy Zakaria dari Jatim di nomor lari 110 meter gawang dengan waktu 13,7 detik, mengungguli pelari Thailand Jamras Rittidet.
Atlet yang memecahkan rekor terbanyak pada cabang renang (36 atlet), disusul angkat berat (27 orang), atletik (21 atlet) dan selam 15 atlet.
Secara keseluruhannya, total 122 atlet yang berhasil memecahkan rekor, sebagian besar rekor PON. (ANTARA News) 

Kamis, 20 September 2012

PON 2012: DKI juara umum


Pekanbaru - AKUATIK INDONESIA - Kontingen DKI Jakarta tampil sebagai juara umum Pekan Olahraga Nasional XVIII/2012 di Riau yang Kamis malam berakhir dan ditutup oleh Wakil Presiden Boediono.
DKI meraih medali terbanyak dengan 110 emas, 101 perak dan 112 perunggu. Kontingan ibukota tersebut mengungguli Jawa Barat yang berada di urutan kedua 99 emas, 79 perak dan 101 perunggu.
"Kami ucapkan selamat kepada Provinsi DKI Jakarta sebagai juara umum PON," kata Gubernur Riau H. Rusli Zainal yang juga ketua umum PB PON XVIII saat acara penutupan di Stadion Utama Riau, Pekanbaru, Kamis malam.
Juara umum PON 2008, Jawa Timur, tahun ini harus puas di urutan ketiga dengan 86 emas, 86 perak dan 84 perunggu.
Final cabang polo air yang dimainkan pada Kamis sore, atau beberapa jam menjelang upacara penutupan, menjadi emas terakhir PON sekaligus emas terakhir bagi DKI yang melengkapi kejayaannya di pesta olahraga empat tahunan ini.
Perjalanan DKI ke puncak peringkat PON XVIII/2012 baru terlihat beberapa hari menjelang hari penutupan.
Sejak PON dimulai 5 September, justru kontingen Jawa Barat yang tampak lebih favorit untuk menjadi juara umum.
DKI bahkan sempat hanya di urutan tiga di bawah Jabar dan Jatim. Jabar, calon tuan rumah PON 2016, sempat mengejutkan ketika mereka meninggalkan kontingen lainnya.
Dominasi Jabar terutama ketika mereka mencetak prestasi spektakuler di cabang renang, yakni merebut 22 emas dari 32 yang disediakan.
Setelah pertandingan renang selesai 16 September, laju Jabar mulai tersendat dan DKI perlahan mulai mengambil alih posisi teratas.
Pada cabang golf, DKI bahkan melakukan "sapu bersih" tujuh medali emas yang disediakan. Cabang terbang layang juga menjadi tambang medali emas bagi DKI yang menjuarai depalan nomor final.
Pada cabang lain, meski tidak terlalu dominan, namun namun perolehan medali DKI cukup merata di berbagai cabang olahraga.
Di antaranya pada cabang bulutangkis, bridge, catur, biliar dan cabang-cabang beladiri.
Sementara itu kontingen tuan rumah Riau gagal memenuhi ambisinya untuk meraih juara umum PON di daerahnya sendiri.
Riau berada di urutan keenam dengan 43 emas, 39 perak dan 51 perunggu, di bawah DKI, Jabar, Jatim, Jateng dan Kaltim.
Pada PON XVIII yang diikuti 33 provinsi ini, hanya Sulawesi Barat yang tidak meraih satu pun medali. PON berikutnya tahun 2016 akan digelar di Jawa Barat. (ANTARA News) 

PON 2012: Jatim anggap hasil peringkat tiga menyakitkan


Pekanbaru - AKUATIK INDONESIA  - Kontingen Jawa Timur menganggap hasil peringkat ketiga yang diraih pada Pekan Olahraga Nasional XVIII/2012 di Riau sangat menyakitkan, karena gagal memenuhi target mempertahankan juara umum yang direbut empat tahun lalu.

Wakil Komandan Kontingen Jatim Erlangga Satriagung saat pemaparan evaluasi hasil PON XVIII di Pekanbaru, Kamis, mengatakan, selain gagal memenuhi target juara umum, perolehan medali emas dari seluruh cabang olahraga juga sangat tidak maksimal.

Dari target sebanyak 133 medali emas, kontingen Jatim hanya mampu merebut 86 medali emas, 86 perak dan 84 perunggu.

Daftar perolehan medali yang dirilis media center utama PB PON hingga pukul 19.30 WIB, mencatat DKI Jakarta berada di peringkat teratas dengan 110 medali emas, 101 perak dan 112 perunggu.

Sementara Jawa Barat yang selama ini selalu berada di bawah bayang-bayang Jatim, menghuni posisi kedua dengan mengoleksi 99 medali emas, 79 perak dan 101 perunggu.

"Hasil yang sangat menyakitkan buat Jatim. Apalagi medali emas yang diperoleh atlet-atlet Jatim hanya sekitar 65 persen dari target," kata Erlangga.

Bagi Jatim, prestasi kali ini merupakan yang "terburuk" dalam dua dasawarsa terakhir, karena paling jelek posisi Jatim selalu berada di peringkat kedua setelah DKI Jakarta, kecuali PON 2000 dan 2008 yang menjadi juara umum.

Dari hasil evaluasi tim KONI Jatim, lanjut Erlangga, penyebab utama kegagalan kali ini karena ada sedikitnya 27 nomor pertandingan dari sejumlah cabang olahraga yang secara teknis menjadi milik Jatim, tetapi lepas direbut atlet daerah lain.

Sejumlah nomor andalan itu antara lain dari cabang olahraga renang, panjat tebing, wushu, panahan, aeromodeling, judo, dan karate.

"Renang prestasinya paling jeblok, karena tanpa medali emas sama sekali. Kemudian di panjat tebing ada lima emas yang melayang, sementara di panahan hanya satu yang meleset," tambahnya.

Ia menambahkan, secara teknis dan nonteknis persiapan Jatim sebenarnya sudah sangat maksimal, termasuk memetakan kekuatan atlet daerah pesaing dari seluruh cabang olahraga.

"Kita terlalu fokus pada pesaing utama seperti DKI, Jabar, Jateng, dan Riau. Padahal, peta kekuatan beberapa cabang olahraga dari daerah-daerah sudah semakin merata," kata Erlangga.

Meratanya peta kekuatan PON itu terlihat dari perolehan medali kontingen peringkat teratas yang banyak meleset dari target, seperti DKI yang awalnya menargetkan 157 emas dan Jabar dengan ambisi meraih 120 medali emas.

Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi KONI Jatim Irmantara Subagio menambahkan, pihaknya masih akan menunggu laporan dari seluruh cabang olahraga sebagai bahan evaluasi dari kegagalan mencapai hasil maksimal pada PON 2012.

"Program puslatda jangka panjang sebenarnya sudah bagus, tapi ada beberapa cabang olahraga yang justru tidak sejalan dengan agenda KONI Jatim, terutama untuk program try out ke luar negeri," ujarnya. (ANTARA News) 

Senin, 10 September 2012

LIRa: hanya enam arena PON yang laik operasi


Pekanbaru - AKUATIK INDONESIA- Direktur Lembaga Hukum dan Advokasi Lumbung Informasi Rakyat (LIRa) Riau, Desmaniar, mengatakan, dari 54 arena pertandingan PON XVIII yang telah difungsikan hanya ada enam yang laik operasi.
"Selebihnya belum bisa dinyatakan laik karena belum ada sertifikasi laik operasi atau SLO terkait instalasi tenaga listrik yang telah dioperasikan," kata Desmaniar di Pekanbaru, Senin.
Menurut temuan LIRa, dari 54 arena pertandingan PON baru arena senam, anggar, atletik, bulu tangkis, bola voliindoor dan gulat yang telah memiliki SLO.
Desmaniar mengatakan, stadion yang lain termasuk Stadion Utama Riau yang akan menjadi lokasi pembukaan PON XVIII sampai tanggal 9 September 2012 belum memiliki SLO.
"Hal demikian merupakan suatu tindak pelanggaran hukum baik terkait undang-undang perlindungan konsumen maupun terkait ketenagalistrikan," katanya.
Ia mengatakan, kelaikan operasi jaringan atau instalasi listrik pada tiap arena oleh Komite Nasional Keselamatan untuk Instalasi Listrik (KOSUIL) wajib dimiliki untuk memastikan keamanan arena.
Berkenaan dengan hal itu Humas PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau, Sarno, menyatakan masalah itu bukan berada dalam kewenangan PLN melainkan pemerintah daerah selaku pemilik bangunan.
"Tugas kami hanya pemasangan jaringan dari tiang ke lokasi arena. Sementara untuk instalasi dalam gedung merupakan kewajiban pemiliknya dan tentu harus ada uji atau sertifikasi kelaikan," katanya.
Humas Pemerintah Provinsi Riau, Chairul Rizki, mengaku tidak tahu menahu mengenai hal itu. Dia meminta semua pihak mendukung kelancaran penyelenggaraan PON.
"Kalau mencari kesalahan terus menerus pasti akan banyak kesalahan. Tapi cobalah untuk berfikir positif agar PON di Riau dapat berjalan lancar dan sukses," katanya. (ANTARA News)

Minggu, 09 September 2012

Penyelenggara PON Kali ini Paling Parah dalam Sejarah?


“Fungsional (seluruh venue) bisa digunakan untuk pertandingan tapi fasilitasnya minimal misalnya tegelnya belum terpasang, itu nanti dipakaikan finil, plafonnya juga belum terpasang tapi tidak masalah karena tidak mengganggu orang menembak.”

Masalah demi masalah menghadang penyelenggaraan PON XVIII/2012, bahkan saat PON XVIII bakal resmi dibuka oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada 9 September besok, yang juga bertepatan dengan Hari Olahraga Nasional (Haornas).

Jika sebelumnya penyelesaian pembangunan tujuh venue cabang olahraga yaitu, panahan, softball, futsal, baseball, biliar, menembak serta boling disebut dapat terselesaikan tepat waktu kini timbul masalah baru.

Kamis (6/9), kanopi stadion tenis lapangan PON XVIII/2012 di PTPN V, Pekanbaru, Riau, ambruk pada Kamis (6/9) sore saat hujan lebat.

Selain ambruknya kanopi stadion tenis itu, ternyata sejumlah atlet serta ofisial dari berbagai cabang olahraga belum mendapatkan tanda pengenal (ID Card) dari panitia PON. Padahal tanda pengenal itu diperlukan saat atlet dan ofisial melakukan aktivitas selama PON XVIII itu.

Sementara itu kontingen Jawa Barat juga mengalami kejadian yang tidak mengenakkan saat tiba di Pekanbaru. Kontingen Jawa Barat sempat terlantar di hotel transit Pekanbaru, Riau.

Terlantarnya kontingen Jabar ini terjadi karena tidak ada pihak yang melakukan penjemputan ke Bandara. Karena tidak ada yang menjemput mereka akhirnya kontingen Jawa Barat memutuskan menginap untuk sementara waktu di hotel transit.

Masalah menjelang penyelenggaraan PON tak berhenti sampai di situ. Yang lebih mengejutkan cabang polo air yang bakal memulai pertandingan pada Sabtu (8/9) hari ini justru fasilitasnya belum siap.

Beberapa fasilitas seperti kolam pemanasan belum siap dan tidak bisa dipakai. Kondisi tersebut membuat jadwal latihan regu polo air putri dari berbagai daerah terkendala. Atlet polo air tidak bisa berlatih sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan PB PRSI.

Fasilitas yang sampai saat ini belum siap dipakai di cabang polo air PON adalah kamar mandi dan kamar ganti atlet. Saat ini yang disiapkan hanyalah tempat untuk ganti pakaian, sementara itu tempat mandi tidak ada.

Yang mengenaskan tempat penonton untuk menyaksikan pertandingan polo air juga tidak ada sama sekali. Hanya disediakan tenda beralaskan tanah, sehingga tidak akan nyaman bagi para penonton yang datang menyaksikan cabang polo air PON XVIII/2012 nanti.

Selain itu yang patut dikhawatirkan adalah kolam untuk melakukan pemanasan atlet sebelum bertanding sampai saat ini belum bisa dipakai. Ini terjadi karena kondisi air dalam kolam tersebut kotor selain itu kolamnya juga tidak layak digunakan.

Penyelenggaraan Paling Parah?
Sampai saat ini, PON telah dilaksanakan sebanyak 17 kali. PON I dilaksanakan di di Solo, Jawa Tengah, pada 1948, dan terakhir, PON ke-17, berlangsung di Samarinda, Kalimantan Timur pada 2008.

Sebelumnya, PON selalu diselenggarakan di Jakarta, mengingat kesiapan infrastruktur dan sebagainya. Namun sejak reformasi politik bergulir, penyelenggara PON diputuskan untuk digilir ke berbagai daerah, dengan alasan pemerataan kesempatan.

PON pertama pascareformasi diselenggarakan di Surabaya pada 2000. Empat tahun kemudian PON sempat kembali diselenggarakan di Jakarta. Pada 2008 digelar di pulau Kalimantan, dan kini di pulau Sumatera.

Dari empat penyelenggaraan PON pascareformasi tersebut, boleh dikatakan hanya yang di Surabaya dan Jakarta yang berjalan baik.

Pada penyelenggaraan di Samarinda, problem kesiapan venue, fasilitas, dan infrastruktur, mulai menjadi menu harian pemberitaan saat itu.

Namun yang paling parah adalah penyelenggaraan PON di Riau saat ini. Hampir setiap hari mayoritas pemberitaan di media massa adalah soal ketidaksiapan venue ini, minimnya fasilitas venue itu, hingga yang paling dramatis, robohnya kanopi stadion, Kamis (6/9) malam lalu, bahkan sebelum PON dibuka.

Pemerintah terlihat tetap akan menyelenggarakan PON sekarang, walau banyak suara, terutama dari anggota DPR, yang meminta waktu gelaran PON diundur.

Menteri pemuda dan olahraga, Andi Mallarangeng, dalam pernyataannya Rabu (5/9) tidak mempermasalahkan masih adanya venue yang belum selesai itu.

"Beberapa venue ada fasilitas minimalis. Tapi Insya Allah prestasinya tetap maksimal," kata Andi, saat rapat kerja dengan Komisi X DPR di Gedung DPR, Rabu.

Menurut Andi, pembangunan berbagai venue itu semuanya sesuai dengan yang disyaratkan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Keuangan Pemerintah (LKPP) dan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Venue atau arena menembak dan futsal sempat terbengkalai karena anggaran yang dialokasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tidak cukup. Namun pada Agustus akhirnya didapatkan penambahan anggaran untuk pembangunan venue PON yang akan berlangsung sembilan hingga 20 September mendatang.

“Fungsional bisa digunakan untuk pertandingan tapi fasilitasnya minimal misalnya tegelnya belum terpasang, itu nanti dipakaikan finil, plafonnya juga belum terpasang tapi tidak masalah karena tidak mengganggu orang menembak,” kata Andi.

Korupsi
Pembangunan venue-venue PON Riau ini sempat terhenti setelah terdapat dugaan suap pada Revisi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 6 Tahun 2010 tentang Penambahan Biaya Arena Menembak PON Riau diungkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.

Rencananya, PON XVIII akan dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Stadion Utama Pekanbaru pada 11 September dan ditutup oleh Wakil Presiden Boediono pada 20 September.

PON ke-18 ini mempertandingkan 39 cabang olahraga. Sebanyak 7.611 atlet akan memperebutkan 598 emas, 598 perak, dan 795 perunggu. (Beritasatu)

Jumat, 07 September 2012

PON 2012: Kondisi Air Kolam Renang Mengkhawatirkan


JAKARTA, AKUATIK INDONESIA- Para atlet renang yang akan  berlomba di ajang PON XVIII Riau mengeluhkan kondisi kolam renang tempat perlombaan di Rumbai Sports Center.

Yang paling banyak dikeluhkan adalah kondisi air kolam yang samasekali tidak layak lomba karena  kotor dan keruh. Hal ini dirasakan oleh para perenang kontingen DKI yang telah tiba di Riau, Rabu (5/9).

"Para atlet yang akan mencoba kolam Rabu sore mengeluh kondisi air yang tidak layak samasekali. Airnya butek, keruh dan  membuat jarak pandang menjadi sulit," kata ketua umum Pengprov PRSI DKI Jakarta, Lukman Niode, Kamis (6/9).

Lukman atau Lukie yang akan menyusul para atlet, Jumat (7/9) menyebut para atlet juga mengeluhkan soal ketidaksiapan panpel untuk juga mempersiapkan  sarana menejlang berlangsungnya perlombaan. "Seharusnya saat atlet-atlet akan melakukan pengenalan venues, mereka sudah mendapatkan venuesyang real atau sesungguhnya. Sekarang ini selain airnya masih keruh, kolam juga samasekali tidak dipasang tali lintasan," lanjut Lukie.

Padahal ajang renang di PON XVIII Riau menjanjikan perlombaan seru karena diikuti perenang-perenang terbaik Indonesia saat ini. Tim Riau menurunkan perenang I Gde Siman Sudartawa yang baru saja turun di Olimpiade London, Jabar diperkuat Glenn Victor Sutanto dan Triadi Fauzi semeptara DKI diperkuat Guntur Pratama Putera dan Nicko Biondi.

"Kita kan berharap para atlet kita dapat berlomba maksimal dengan dukungan sarana yang ada," kata Lukie. "Kita memang mengerti ini kondisi PON XVIII ini minimalis, tapi setidaknya harus ada  perhatian pada keselamatan dan kenyamanan atlet. Bagaimana pun mereka itu kan aset nasional," lanjut Lukie yang juga mantan atlet renang nasional.

Ia menunjuk pada tidak dapat digunakannya secara maksimal kolam pendinginan (cooling-down) atlet di Rumbai. "Juga tingkat kedalaman air di kolam pertandingan yang tidak maksimal hingga akan menyulitkan atlet tampil dengan kemampuan terbaik mereka," lanjutnya.

Ia berharap pada waktu tersisa menjelang lomba renang pada 9 September harus ada tindakan dari panitia pelaksana. "Technical delegate dari PB PRSI harus mendesak panpel tentang standarisasi minimal untuk sahnya suatu lomba. Terutama tentang air kolam."

DKI mengirimkan 16 atlet renang dengan target meraih 6 medali emas. Mereka diperkuat beberapa atlet nasional seperti Guntur Pratama Putera, Nicko Biondi, Alexis Wijaya Ohmar. Sementara dari cabang akuatik yang terdiri dari renang, renang sinkronisasi, loncat indah dan polo air, DKI berharap dapat mendulang 15-16 medali emas.

Keluhan tentrang kondisi air kolam renang Rumbai juga pernah diungkap bahkan oleh tim tuan rumah. Tim Riau juga kesulitan menggunakan kolam renang Rumbai sebagai kolam persiapan Pelatda karena minimnya perawatan. ""Memang air tak pernah dibersihkan (diganti). Kita khawatirkan anak-anak kena penyakit," terang Said Mukri, ketua umum Pengprov PRSI Riau kepada Tribunpekanbaru, Juli lalu.

Tuan rumah Riau  berharap dapat mendulang 4 emas dari renang melalui perenang andalan utama mereka, I Gde Siman Sudartawa. Perenang asal Bali  ini selama ini mempersiapkan diri dengan berlatih di Jakarta dan baru akan berangkat ke Riau, Kamis (6/9) ini. (Kompas.com)

PON 2012: Atlet dan Offisial Jabar Sempat Telantar


PEKANBARU, AKUATIK INDONESIA- Sebanyak 90 atlet dan 37 offisial kontingen Jawa Barat dari tujuh cabang olah raga (cabor) yang telah tiba di Pekanbaru, Riau, sejak Rabu (5/9/12) sempat telantar karena tidak mendapatkan penginapan.
Mereka yang terlantar tersebut berasal dari cabor renang 16 atlet dan 5 offisial, karate (16 dan 6), senam (11 dan 6), menembak (13 dan 3), wushu (14 dan 5), loncat indah (4 dan 2) dan renang indah (6 dan 3).
Menurut Humas KONI Jawa Barat, Dadan Hendaya cabor renang, loncat indah, renang indah dan wushu, seharusnya sejak Rabu (5/9/12) sudah masuk ke penginapan yang ditetapkan PB PON, yakni di asrama atlet di Rumbai berdekatan dengan arena pertandingan. "Namun, secara fisik asrama itu tak bisa digunakan. Karena listrik maupun air belum mengalir," ujar Dadan ketika dihubungi, Kamis (6/9/12) malam.
Ditambahkan Dadan, begitupun batu-batu bekas pembangunan dan debu-debu teramat mengganggu. "Jelas hal ini sangat menggangu bagi para atlet dan offisial, sehingga mereka tidak bisa menginap disana. Sebagai antisipasinya mereka sementara menginap di sebuah wisma. Tapi kini sudah menempati sebuah rumah di Rumbai berdeketan dengan arena pertandingan," ujar Dadan.
Dikatakan Dadan, yang lebih parah adalah cabor senam yang mestinya sudah menginap sejak Rabu (5/9) di Hotel Mutiara, ternyata PB PON baru menyewa hotel itu untuk cabor senam pada Jumat (7/9). Sehingga atlet yang sudah tampak letih dan hilang waktu untuk latihan dan aklimatisasi, harus kembali mengangkat koper untuk mencari penginapan lain.
Menurut Dadan, akomodasi bagi atlet Jabar di Pekanbaru bisa dikatakan amburadul. Banyak di antara tempat menginap para atlet dalam keadaan tak siap secara fisik.
Agar kondisi ini tidak berlarut larut sehingga bisa merugikan kesiapan para atlet, dikatakan Dadan, KONI Jabar pada akhirnya menyewa tempat lain yang lebih memadai, meskipun harus mengeluarkan uang ratusan juta rupiah.
Sementara itu manajer renang Irma, mengaku cukup lega dengan ditempatkannya para atlet di sebuah rumah yang berada di sekitar arena pertandingan. "Kami sempat kecewa karena terkatung katung untuk penginapan, tapi sekarang sudah sedikit lega. Tempat penginapannya pun dekat dengan pertandingan," ujar Irma. Dikatakan Irma, dirinya berharap kejadian ini tidak mengganggu konsentrasi para atlet saat bertanding nanti.
Pada cabor renang ini, mereka menargetkan bisa meraih minimal 12 medali emas dari 16 atlet yang akan berlaga. (PRLM)

Kamis, 06 September 2012

Foke Optimistis DKI Jakarta Juara Umum PON XVIII Riau


JAKARTA, AKUATIK INDONESIA- Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, melepas sebanyak 700 kontingen Provinsi DKI Jakarta yang akan bertanding di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XVIII di Riau. PON akan digelar mulai 9-20 September mendatang.
"Kami berharap para atlet DKI mampu mengharumkan nama DKI Jakarta pada PON XVIII di Riau ini. Saya juga yakin atlet-atlet DKI ini mampu berlaga secara sportif dan meraih juara umum dengan meraih medali emas sebanyak-banyaknya pada setiap cabang olahraga," ujar pria yang akrab disapa Foke, di Balaikota, Sabtu (1/9/2012).
Untuk persiapannya sendiri, dikatakan Foke, pihaknya sudah sejak jauh-jauh hari telah memberikan dukungan, yakni mengunjungi tempat-tempat latihan atlet dan memotivasi para atlet agar mereka semakin percaya diri dalam berlaga. Ia juga optimistis kalau DKI akan berhasil meraih juara umum, seperti saat dirinya menjabat Ketua KONI DKI tahun 2004, DKI berrhasil meraih juara umum di ajang PON XVI di Palembang tahun 2004.
Sementara itu, Ketua KONI DKI Jakarta, Winny Erwindia, mengatakan, jumlah kontingen DKI seluruhnya mencapai 945 orang. Mereka optimistis dapat menyabet 159 medali emas dan meraih juara umum.
"Untuk di ajang PON kali ini, DKI mengikuti 39 jenis cabang olahraga dari total 43 cabang. 646 atlet, 253 pelatih, asisten pelatih dan teknisi serta 46 manajer cabang olahraga. Para atlet akan berlaga di 39 jenis cabang olahraga, dari total 43 cabang yang dipertandingan," kata Winny.
"Kami optimistis dapat meraih juara umum, dengan menyabet 159 medali emas, atau 30 persen dari total medali emas yang jumlahnya sekitar 600 medali emas," ujar Winny.
Adapun andalan DKI di ajang PON kali ini adalah karate, judo, pencak silat, kempo dan taekwondo. Selain itu juga cabang olahraga bulu tangkis dan terbang layang atau paralayang.
Kepada atlet berprestasi, KONI DKI akan memberikan penghargaan dan bonus. Pemberian ini sebagai salah satu spirit agar para atlet berjuang sungguh-sungguh dan meraih prestasi gemilang. Namun ia enggan menyebutkan nominalnya.
Yang tak kalah pentingnya, seluruh atlet juga dituntut untuk menjunjung sportivitas dan fair play. Dengan demikian, persatuan dan kesatuan seluruh atlet ini lebih diutamakan daripada sekadar kemenangan. (KOMPAS.com)

"Venue" PON Minim Fasilitas Tak Bisa Dimaklumi


JAKARTA, AKUATIK INDONESIA  — Masih adanya pembangunan arena atau venue untuk pertandingan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII di Riau yang belum rampung tidak bisa dimaklumi. Pasalnya, PON harus menjadi ajang untuk berbicara di tingkat internasional.
"Tidak boleh kita memaklumi. Ini sangat buruk manajemennya sehingga harus jadi evaluasi kita bersama," kata anggota Komisi X DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Dedi Gumilar, saat rapat kerja dengan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng, Gubernur Riau Rusli Zainal, dan pihak terkait lain di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (5/9/2012) malam.
Hal itu dikatakan Dedi menyikapi sikap Andi dan Rusli yang tak mempermasalahkan venue dengan fasilitas minim, yakni venue menembak dan futsal, lantaran pembangunannya belum rampung. Menurut keduanya, yang terpenting kedua venue itu secara fungsional sudah bisa dipakai dan tidak akan mengganggu pertandingan.
Dedi menyoroti persiapan PON XVIII di Riau yang hampir sama dengan persiapan SEA Games di Palembang tahun 2011. Masih ada venue yang belum siap mendekati pembukaan. Melihat kondisi itu, Dedi menilai olahraga belum menjadi gerakan nasional, tetapi hanya sekadar kegiatan.
"Kalau jadi gerakan tidak demikian. Spirit olahraga itu jujur. Kalau jujur dari awal enggak akan ada peristiwa kayak gini. Olahraga bukan hanya sekadar mencari keringat, tapi juga proses pembentukan karakter bangsa, jadi public relation bangsa," kata Dedi.
Anggota lain dari Komisi X, Itet Trijayati, mengingatkan akan adanya tamu dari negara sahabat maupun turis yang hadir dalam pertandingan PON. Mereka, kata dia, cenderung kritis dengan hal-hal kecil seperti fasilitas. "Kita harapkan mereka datang akan berdampak pada pariwisata. Mereka akan bicara dari mulut ke mulut," kata dia.
Seperti diberitakan, pembangunan venue sempat terhenti setelah dugaan suap Revisi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 6 Tahun 2010 tentang Penambahan Biaya Arena Menembak PON Riau diungkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
Rencananya, PON XVIII akan dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Stadion Utama Pekanbaru pada 11 September dan ditutup oleh Wakil Presiden Boediono pada 20 September. Api PON akan mulai diarak hari ini.(kompas.com)