Penyediaan sarana dan fasilitas latihan para atlet dikatakan Aher merupakan kewajiban pemerintah daerah. Diharapkan dengan adanya sarana dan prasarana baru, prestasi atlet Jabar akan makin gemilang.
"Kalau di PON 18 tahun 2012 di Riau lalu kita bisa meraih 22 emas dari cabang renang sekaligus memecahkan rekor perolehan medali emas PON, berarti dengan keberadaan kolam renang ini diharapkan jumlah emasnya bisa meningkat drastis. Kalau perlu, sapu bersih," ujar Aher.
Gubernur mengungkapkan, keberadaan kolam ini juga harus mendorong prestasi atlet di Jabar sebagai gudang atlet berprestasi untuk cabang renang nasional atau di kejuaraan internasional.
"Mudah-mudahan sebelum 2016 Pemprov bisa membangun kolam renang sebagai tempat latihan sekaligus venue untuk PON 2016 mendatang," katanya.
"Insya Allah jika renang bisa meningkatkan prestasi, yang diikuti dengan prestasi cabang olahraga lainnya, kita akan menjadi juara umum di PON 2016. Tak boleh lagi ada cabor yang tak peroleh emas. Tak bisa lagi cabor main-main dengan target ini. Ayo rebut semua medali, atau sebanyak-banyaknya. 2016 adalah harga diri kita, tak ada target lain selain juara umum," tutur Aher.
Wakil Ketua Umum III KONI Jabar, Ahmad Syaefudin, dalam laporannya mengungkapkan bahwa keberadaan kolam ini akan semakin mengukuhkan KONI Jabar sebagai lumbung utama atlet renang nasional.
"Ini berangkat dari hasil PON di Riau lalu, ketika atlet-atlet renang kita mampu mendulang 22 emas dari 32 emas yang tersedia," katanya.
Ia menjelaskan, pembangunan Kolam Prestasi ini memakan waktu 10 bulan kurang 6 hari, dengan menelan biaya Rp 8 miliar. Jumlah biaya ini diperkirakan hanya 60 persen dari harga standar pembangunan bertaraf internasional.
Ukuran kolam renang ini adalah dengan panjang 50,03 meter dan lebar 19 meter. Kedalamannya antara 1,6 m sampai 3 meter. Spesifikasi air adalah 7,6 tpm, dg kadar clorin 1,6 ppm.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar