Pekanbaru - AKUATIK INDONESIA - Kontingen Jawa Timur menganggap hasil
peringkat ketiga yang diraih pada Pekan Olahraga Nasional XVIII/2012 di Riau
sangat menyakitkan, karena gagal memenuhi target mempertahankan juara umum yang
direbut empat tahun lalu.
Wakil Komandan Kontingen Jatim Erlangga Satriagung saat pemaparan evaluasi hasil PON XVIII di Pekanbaru, Kamis, mengatakan, selain gagal memenuhi target juara umum, perolehan medali emas dari seluruh cabang olahraga juga sangat tidak maksimal.
Dari target sebanyak 133 medali emas, kontingen Jatim hanya mampu merebut 86 medali emas, 86 perak dan 84 perunggu.
Daftar perolehan medali yang dirilis media center utama PB PON hingga pukul 19.30 WIB, mencatat DKI Jakarta berada di peringkat teratas dengan 110 medali emas, 101 perak dan 112 perunggu.
Sementara Jawa Barat yang selama ini selalu berada di bawah bayang-bayang Jatim, menghuni posisi kedua dengan mengoleksi 99 medali emas, 79 perak dan 101 perunggu.
"Hasil yang sangat menyakitkan buat Jatim. Apalagi medali emas yang diperoleh atlet-atlet Jatim hanya sekitar 65 persen dari target," kata Erlangga.
Bagi Jatim, prestasi kali ini merupakan yang "terburuk" dalam dua dasawarsa terakhir, karena paling jelek posisi Jatim selalu berada di peringkat kedua setelah DKI Jakarta, kecuali PON 2000 dan 2008 yang menjadi juara umum.
Dari hasil evaluasi tim KONI Jatim, lanjut Erlangga, penyebab utama kegagalan kali ini karena ada sedikitnya 27 nomor pertandingan dari sejumlah cabang olahraga yang secara teknis menjadi milik Jatim, tetapi lepas direbut atlet daerah lain.
Sejumlah nomor andalan itu antara lain dari cabang olahraga renang, panjat tebing, wushu, panahan, aeromodeling, judo, dan karate.
"Renang prestasinya paling jeblok, karena tanpa medali emas sama sekali. Kemudian di panjat tebing ada lima emas yang melayang, sementara di panahan hanya satu yang meleset," tambahnya.
Ia menambahkan, secara teknis dan nonteknis persiapan Jatim sebenarnya sudah sangat maksimal, termasuk memetakan kekuatan atlet daerah pesaing dari seluruh cabang olahraga.
"Kita terlalu fokus pada pesaing utama seperti DKI, Jabar, Jateng, dan Riau. Padahal, peta kekuatan beberapa cabang olahraga dari daerah-daerah sudah semakin merata," kata Erlangga.
Meratanya peta kekuatan PON itu terlihat dari perolehan medali kontingen peringkat teratas yang banyak meleset dari target, seperti DKI yang awalnya menargetkan 157 emas dan Jabar dengan ambisi meraih 120 medali emas.
Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi KONI Jatim Irmantara Subagio menambahkan, pihaknya masih akan menunggu laporan dari seluruh cabang olahraga sebagai bahan evaluasi dari kegagalan mencapai hasil maksimal pada PON 2012.
"Program puslatda jangka panjang sebenarnya sudah bagus, tapi ada beberapa cabang olahraga yang justru tidak sejalan dengan agenda KONI Jatim, terutama untuk program try out ke luar negeri," ujarnya. (ANTARA News)
Wakil Komandan Kontingen Jatim Erlangga Satriagung saat pemaparan evaluasi hasil PON XVIII di Pekanbaru, Kamis, mengatakan, selain gagal memenuhi target juara umum, perolehan medali emas dari seluruh cabang olahraga juga sangat tidak maksimal.
Dari target sebanyak 133 medali emas, kontingen Jatim hanya mampu merebut 86 medali emas, 86 perak dan 84 perunggu.
Daftar perolehan medali yang dirilis media center utama PB PON hingga pukul 19.30 WIB, mencatat DKI Jakarta berada di peringkat teratas dengan 110 medali emas, 101 perak dan 112 perunggu.
Sementara Jawa Barat yang selama ini selalu berada di bawah bayang-bayang Jatim, menghuni posisi kedua dengan mengoleksi 99 medali emas, 79 perak dan 101 perunggu.
"Hasil yang sangat menyakitkan buat Jatim. Apalagi medali emas yang diperoleh atlet-atlet Jatim hanya sekitar 65 persen dari target," kata Erlangga.
Bagi Jatim, prestasi kali ini merupakan yang "terburuk" dalam dua dasawarsa terakhir, karena paling jelek posisi Jatim selalu berada di peringkat kedua setelah DKI Jakarta, kecuali PON 2000 dan 2008 yang menjadi juara umum.
Dari hasil evaluasi tim KONI Jatim, lanjut Erlangga, penyebab utama kegagalan kali ini karena ada sedikitnya 27 nomor pertandingan dari sejumlah cabang olahraga yang secara teknis menjadi milik Jatim, tetapi lepas direbut atlet daerah lain.
Sejumlah nomor andalan itu antara lain dari cabang olahraga renang, panjat tebing, wushu, panahan, aeromodeling, judo, dan karate.
"Renang prestasinya paling jeblok, karena tanpa medali emas sama sekali. Kemudian di panjat tebing ada lima emas yang melayang, sementara di panahan hanya satu yang meleset," tambahnya.
Ia menambahkan, secara teknis dan nonteknis persiapan Jatim sebenarnya sudah sangat maksimal, termasuk memetakan kekuatan atlet daerah pesaing dari seluruh cabang olahraga.
"Kita terlalu fokus pada pesaing utama seperti DKI, Jabar, Jateng, dan Riau. Padahal, peta kekuatan beberapa cabang olahraga dari daerah-daerah sudah semakin merata," kata Erlangga.
Meratanya peta kekuatan PON itu terlihat dari perolehan medali kontingen peringkat teratas yang banyak meleset dari target, seperti DKI yang awalnya menargetkan 157 emas dan Jabar dengan ambisi meraih 120 medali emas.
Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi KONI Jatim Irmantara Subagio menambahkan, pihaknya masih akan menunggu laporan dari seluruh cabang olahraga sebagai bahan evaluasi dari kegagalan mencapai hasil maksimal pada PON 2012.
"Program puslatda jangka panjang sebenarnya sudah bagus, tapi ada beberapa cabang olahraga yang justru tidak sejalan dengan agenda KONI Jatim, terutama untuk program try out ke luar negeri," ujarnya. (ANTARA News)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar