JAKARTA – AKUATIK INDONESIA - Indonesia gagal merealisasikan
target mengirim minimal 30 atlet ke ajang Olimpiade 2012 seperti yang dirancang
sebelumnya. Sampai saat ini baru 17 atlet yang sudah lolos kualifikasi.
Masing-masing berasal dari cabang olahraga angkat besi (6), anggar (1),
bulutangkis (9) dan panahan (1). Di luar itu Indonesia masih berharap pada sisa
beberapa cabang yang masih mengikuti kualifikasi, yaitu atletik (2), panahan
(1) dan renang (4).
Jika para atlet yang masih berjuang di kualifikasi itu lolos, jumlahnya tak akan lebih dari 25 orang atau setara dengan jumlah atlet yang mewakili Indonesia di Olimpiade Beijing 2008 lalu. Saat itu, tim bulutangkis mendominasi setengah dari jumlah kontingen yang terdiri dari 24 orang. Hadi Wihardja, Koordinator cabang olah raga terukur Program Indonesia
Jika para atlet yang masih berjuang di kualifikasi itu lolos, jumlahnya tak akan lebih dari 25 orang atau setara dengan jumlah atlet yang mewakili Indonesia di Olimpiade Beijing 2008 lalu. Saat itu, tim bulutangkis mendominasi setengah dari jumlah kontingen yang terdiri dari 24 orang. Hadi Wihardja, Koordinator cabang olah raga terukur Program Indonesia
Emas (Prima), kepada wartawan di Jakarta kemarin mengatakan
kegagalan pemenuhan targete tersebut ini diantaranya disebabkan arena dukungan
pemerintah yang tidak maksimal.
"Target boleh tinggi, tapi dukungannya seperti apa dulu?" kata Hadi. Dukungan yang dimaksud Hadi tak lain pendanaan. Dimana anggaran yang dialokasikan pemerintah telat dicairkan. Terutama anggaran sebesar Rp200 miliar untuk Prima tahun ini. Anggaran tersebut kemungkinan baru akan turun pekan ini.Akibat keterlambatan itu persiapan dan pengiriman atlet ke ajang-ajang kualifikasi Olimpiade terhambat. Misalnya saja angkat besi. "Untung saja angkat besi terbantu oleh persiapan PON oleh daerah masing-masing. Entah kalau tidak ada PON," papar Hadi.
Karena pencairan yang telat, beberapa atlet juga mengaku belum gajian selama beberapa bulan. Alhasil, beberapa federasi olahraga nasional bersedia menalangi terlebih dahulu. Target pengiriman 30 atlet sendiri merupakan revisi dari target sebelumnya, dimana KONI menargetkan untuk mengirimkan 50 atlet.Hadi Wihardja mengungkapkan, saat ini atletik masih berburu tiket menuju Olimpiade yang diharapkan bisa direbut pelari gawang putri Dedeh Erawati dan atlet lompat jauh putri Maria Natalia Londa.
Meskipun sudah memenuhi catatan waktu limit B, keempat perenang putra nasional itu masih harus memperbaiki rekor mereka untuk meraih limit A. Keempatnya; I Gede Siman Sudartawa, Glenn Victor" Susanto, Triady Fauzi dan Indra Gunawan, masih harus berjuang di dua turnamen kualifikasi yang tersisa, di Singapura atau Italia."Sedangkan tim panahan putri sendiri masih tengah berburu satu tiket terakhir di nomor recurve beregu.
Cabang olahraga renang sendiri akan menentukan nasibnya pada kualifikasi terakhir di Singapura 13 - 17 Juni mendatang. PB PRSI mengirim 11 atlet ke kejuaraan renang di Singapura dimana empat di antaranya atas biaya PB PRSI dan sisanya tujuh perenang diberangkatkan oleh Satlak Prima. "Kita berharap para perenang kita bisa memperbaiki catatan waktunya untuk lolos ke Olimpiade. Sekalipun tidak lolos kualifikasi A, toh masih banyak tempat bagi perenang yang lolos kualifikasi B. Mereka yang lolos kualifikasi B ini nanti akan dipilih berdasarkan catatan waktu terbaik," kata pelatih Pelatnas Renang Olimpiade Felix Santoso. Menurut Felix, dari 950 kuota perenang yang lolos ke Olimpiade, paling hanya sekitar 500 saja yang lolos kualifikasi A. Sisanya 450 tempat lagi akan diperebutkan oleh mereka yang lolos kualifikasi B. (pontianak post)
"Target boleh tinggi, tapi dukungannya seperti apa dulu?" kata Hadi. Dukungan yang dimaksud Hadi tak lain pendanaan. Dimana anggaran yang dialokasikan pemerintah telat dicairkan. Terutama anggaran sebesar Rp200 miliar untuk Prima tahun ini. Anggaran tersebut kemungkinan baru akan turun pekan ini.Akibat keterlambatan itu persiapan dan pengiriman atlet ke ajang-ajang kualifikasi Olimpiade terhambat. Misalnya saja angkat besi. "Untung saja angkat besi terbantu oleh persiapan PON oleh daerah masing-masing. Entah kalau tidak ada PON," papar Hadi.
Karena pencairan yang telat, beberapa atlet juga mengaku belum gajian selama beberapa bulan. Alhasil, beberapa federasi olahraga nasional bersedia menalangi terlebih dahulu. Target pengiriman 30 atlet sendiri merupakan revisi dari target sebelumnya, dimana KONI menargetkan untuk mengirimkan 50 atlet.Hadi Wihardja mengungkapkan, saat ini atletik masih berburu tiket menuju Olimpiade yang diharapkan bisa direbut pelari gawang putri Dedeh Erawati dan atlet lompat jauh putri Maria Natalia Londa.
Meskipun sudah memenuhi catatan waktu limit B, keempat perenang putra nasional itu masih harus memperbaiki rekor mereka untuk meraih limit A. Keempatnya; I Gede Siman Sudartawa, Glenn Victor" Susanto, Triady Fauzi dan Indra Gunawan, masih harus berjuang di dua turnamen kualifikasi yang tersisa, di Singapura atau Italia."Sedangkan tim panahan putri sendiri masih tengah berburu satu tiket terakhir di nomor recurve beregu.
Cabang olahraga renang sendiri akan menentukan nasibnya pada kualifikasi terakhir di Singapura 13 - 17 Juni mendatang. PB PRSI mengirim 11 atlet ke kejuaraan renang di Singapura dimana empat di antaranya atas biaya PB PRSI dan sisanya tujuh perenang diberangkatkan oleh Satlak Prima. "Kita berharap para perenang kita bisa memperbaiki catatan waktunya untuk lolos ke Olimpiade. Sekalipun tidak lolos kualifikasi A, toh masih banyak tempat bagi perenang yang lolos kualifikasi B. Mereka yang lolos kualifikasi B ini nanti akan dipilih berdasarkan catatan waktu terbaik," kata pelatih Pelatnas Renang Olimpiade Felix Santoso. Menurut Felix, dari 950 kuota perenang yang lolos ke Olimpiade, paling hanya sekitar 500 saja yang lolos kualifikasi A. Sisanya 450 tempat lagi akan diperebutkan oleh mereka yang lolos kualifikasi B. (pontianak post)