Cabang polo air putri yang sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti kualifikasi pra-PON pada 5-8 Mei mendatang di Seruni, Cisarua, Bogor , menghadapi sebuah dilema. Pasalnya, hingga kini surat keputusan (SK) tentang dipertandingkan atau tidaknya polo air putri masih belum turun dari Panitia Besar (PB) PON.
Secara lisan sudah ada lampu hijau bahwa polo air putri dipertandingkan di PON lantaran kuota daerah peserta sudah mencukupi. Tapi, bagaimana jadinya kalau kualifikasi sudah dilakukan, sementara nomor itu tidak dipertandingkan di PON.
"Dilema memang. Tapi, apa boleh buat, kualifikasi harus tetap digelar karena sudah dijadwalkan jauh hari sebelumnya. Bagaimanapun, kita tetap berharap polo air putri dipertandingkan di PON," kata Ketua Bidang Polo Air Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Andreas Legawa kepada Suara Karya di Jakarta, kemarin.
Dilema lain, kata Andreas, di satu sisi pihaknya berusaha menyatukan atlet polo air putri daerah yang bergabung dalam pelatnas, di sisi lain harus memecah mereka pada kualifikasi pra-PON. Itu sebabnya, ia membuat kualifikasi ini jauh hari sebelum penyelenggaraan PON agar konsentrasi atlet tidak terpecah.
Jangan sampai, lanjutnya, polo air putri yang dipertandingkan pada SEA Games justru tidak dipertandingkan di PON. Padahal, polo air ini termasuk olahraga yang selalu dipertandingkan di pesta olahraga multievent seperti Asian Games dan Olimpiade.
Dikatakannya, selama ini yang menjadi sandungan, polo air putri dianggap tidak memenuhi kuota daerah peserta di PON. Tapi kenyataannya, hingga kini sudah de-lapan daerah yang mendaftar ikut kualifikasi pra-PON, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan (juara nasional), dan Sulawesi Selatan.
Sementara Sumatera Utara juga sudah menyatakan akan ikut, namun belum mendaftar. "Ketentuannya paling tidak polo air putri diikuti lima daerah ditambah satu wild card. Sementara di putra diikuti tujuh peserta dengan satu wild card. Putra sudah melakukan kualifikasi pada awal April lalu," ucap Andreas, yang juga Manajer Polo Air SEA Games.
Andreas menegaskan, tidak ada alasan untuk tidak mempertandingkan polo air putri di PON. Apalagi kalau melihat prestasi tim polo air putri nasional selama ini sudah sangat mumpuni.
Di tingkat Asia Tenggara , Indonesia sekarang jadi yang terkuat bersama Singapura. Prestasi lain yang dapat jadi acuan adalah juara I kejuaraan Asia Pacific 2007 di Hong Kong , juara II pada kejuaraan yang sama pada 2008, juara I Malaysia Open 2010, dan juga sudah mengikuti pertandingan ekshibisi di SEA Games Laos dua tahun lalu.
"Saya sudah membuat program dan target yang sangat terukur untuk polo air putri. Setelah dilakukan pertandingan ekshibisi antara DKI Jakarta dan Sumsel pada PON XVII Kaltim 2008, pada PON XVIII Riau sudah harus dipertandingkan. Untuk sampai ke tahap ini, saya sudah berusaha mencukupi kuota sembilan pengprov untuk mengikuti kualifikasi pra-PON guna mencari lima tim terbaik plus satu wild card nantinya," ujar Andreas, yang sudah tiga kali penyelenggaraan PON menjadi technical delegate.
Bagi Andreas, PON hanya batu loncatan untuk mencapai langkah besar ke depan selaku pembina polo air nasional. Paling tidak, hingga dua penyelenggaraan SEA Games mendatang, ia sudah mencanangkan target medali emas untuk SEA Games XXVI/2011 di Jakarta/Palembang dan SEA Games XXVII/2013 Myanmar.
"Baik KONI maupun PB PON harus mempertimbangkan betul untuk mempertandingkan polo air putri di PON, karena polo air putri ini sudah berprestasi di tingkat Asia ," ucapnya. (Markon Piliang/suarakarya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar