Selasa, 01 November 2011

LUKMAN NIODE: Pesimistis Mampu Juara Umum SEA Games

Mantan perenang nasional Lukman Niode meragukan tim renang SEA Games Indonesia akan mencapai target meraih 5-6 medali emas pada SEA Games XXVI yang berlangsung 11-22 November mendatang di Palembang.
Hal ini mengacu kepada prestasi atlet renang Indonesia yang belakangan ini kurang begitu menggembirakan di ajang multievent setingkat SEA Games maupun Asian Games.
"Prospek memang 5-6 medali emas, tetapi saya masih ragu apakah target itu akan tercapai. Pasalnya, negara tetangga seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura mengalami kemajuan yang cukup signifikan belakangan ini," ujar Lukman Niode, yang sudah menyumbangkan 15 medali emas bagi Indonesia di ajang SEA Games dalam kurun waktu 1977-1989 ini kepada Suara Karya di Jakarta, Minggu (30/10).
Lukman menilai, ada mata rantai prestasi yang terputus dari Richard Sam Bera dan Albert Susanto ke generasi berikutnya setelah itu, sehingga cabang renang tidak dapat memberikan kontribusi medali yang banyak bagi kontingen Indonesia. Padahal, renang merupakan salah satu cabang yang mempertandingkan banyak nomor di SEA Games.
Karena itu, dengan mengalkulasi minimnya medali emas dari cabang renang, menembak, dan atletik, pria yang sudah tiga kali ikut Asian Games (1978, 1982, dan 1986) ini pesimistis Indonesia bakal keluar sebagai juara umum SEA Games.
"Berat bagi Indonesia untuk juara umum. Sebab, cabang-cabang yang banyak medalinya dikuasai oleh Thailand, Malaysia, Singapura, kemudian Vietnam. Sementara Indonesia sendiri paling hanya berharap banyak di cabang-cabang non-Olympic," kata Lukman, yang dua kali ikut Olimpiade, 1984 dan 1988, hanya sampai ke babak semifinal.
Lebih jauh Lukman mengatakan, sekarang pembinaan olahraga Indonesia tidak bisa lagi mengacu kepada SEA Games, tetapi sudah jauh lebih tinggi ke tingkat Asian Games atau Olimpiade. Untuk itu, sistem pembinaan harus dibenahi dengan menerapkan program pembinaan jangka panjang. Paling tidak untuk 10-20 tahun ke depan.
"Kalau tetap mempertahankan pola seperti sekarang ini, kita akan tertinggal jauh, bahkan oleh Vietnam sekalipun. Karenanya, pemerintah juga harus memberikan perhatian lebih terhadap pembinaan olahraga dengan mengalokasikan dana yang cukup untuk pembinaan jangka panjang. Sekarang SEA Games hanya dipersiapkan dalam waktu 10 bulan. Bagaimana mau mengharapkan prestasi maksimal dari persiapan yang sesingkat itu?" katanya balik bertanya.
Selain itu, kata peraih medali perak tiga Asian Games ini, penghargaan atlet berprestasi juga harus diperhatikan. Jangan diberi bonus yang berlebihan sehingga orientasi atlet akhirnya melenceng dari yang tadinya berjuang demi bangsa menjadi berjuang demi uang (bonus).
"Dulu kalau kita menang disalami dan ditepuk punggung saja oleh petinggi bangsa ini sudah sangat bangga. Kalaupun ada bonus, kita hanya diberi beasiswa pendidikan. Tetapi, kendati demikian, rasa nasionalisme kita cukup tinggi dan banyak atlet berprestasi yang menjadi sarjana. Kini kalau meraih medali emas langsung dikasih bonus yang besar dalam bentuk ikannya. Jadi bukan kailnya," kata Lukman


sumber:suara karya

2 komentar: