AKUATIK INDONESIA .
PON Riau 2012 masih diwarnai kejayaan atlet senior, seperti Dedeh Erawati di
atletik, Krisna Bayu di judo. Namun, harapan terbuka akan lahirnya atlet muda
potensial, binaan pelatih bertangan dingin, yang bakal jadi penerus. Ke depan,
nama mereka yang bakal menghiasi kejuaraan internasional.
Di cabang renang, Ricky Anggawijaya (16) dari Jawa Barat
menunjukkan diri sebagai perenang muda yang berbakat. Ricky mampu merebut 1
medali emas di nomor perseorangan dan 2 emas di estafet.
”Saya menemukan bakat Ricky sejak tahun 2000 di klub. Daya
apungnya bagus dan sangat mulus saat meluncur di air. Sejak itu saya berpesan
ke orangtuanya agar memberi nutrisi yang baik dan kami melatihnya dengan
serius,” kata Nizarudin, manajer tim renang Jabar, Selasa (18/9).
Sejak memasuki usia remaja, Ricky dilatih untuk punya daya
tahan dan stamina yang baik serta teknik berenang yang benar. Pada SEA
Games 2011, Ricky merebut dua perak di renang perairan terbuka di nomor 5.000
meter dan 10.000 meter.
Pada PON Riau 2012, Ricky merebut emas 1.500 meter gaya bebas putra. Ricky
akan berlatih intensif menghadapi SEA Games Myanmar 2013. Ia dipersiapkan di
nomor menengah.
”Ricky, kami harapkan, dapat meraih medali dari kolam renang
meskipun tidak harus emas pada SEA Games 2013. Catatan waktunya saat ini masih
menempatkannya di urutan ketiga Asia Tenggara. Namun, jika latihannya intensif,
Ricky bakal merebut emas pada SEA Games 2015,” kata Nizarudin.
Di lapangan tembak, Diaz Kusuma Wardani (Jawa Timur) dan
Vegy Sepfriani Agipratama (Jawa Barat) adalah dua petembak muda yang menyedot
perhatian. Mereka baru 16 tahun, belum lama berlatih, dan langsung menggaet
emas.
Diaz, siswi kelas II SMA Negeri 2, Sidoarjo, mengaku baru
berlatih menembak tiga tahun lalu. Ia mengenal olahraga ini dari ibunya, Letnan
Kolonel Tresna Kusumawati, seorang perwira TNI Angkatan Laut. Dalam seleksi
pra-olimpiade di Doha, Qatar, Januari 2012, Diaz mencatat 388 poin di nomor 10
meter senapan angin.
PON Riau 2012 merupakan PON pertama, tetapi ia langsung
meraih emas di nomor 10 meter senapan angin yunior putri. ”Saya memang cocok
pakai senapan, tetapi ke depan saya mau mencoba pistol,” kata Diaz yang
bertekad akan terus menjadi petembak.
Vegy juga baru pertama kali ikut PON dan langsung dapat emas
di nomor 10 meter pistol angin yunior putri. Sebelum mengikuti PON di Riau,
Vegy menjajal kejuaraan nasional, yaitu Kapolri Cup dan Lely Sampoerna Cup II
pada 2011. Dari kejuaraan itu, ia mendapat perak dan perunggu. ”Saya baru
berlatih satu tahun dan masih ingin memperbaiki prestasi di tingkat
internasional,” katanya.
Vegy merupakan putri Agus Supartono, petembak yang masih
aktif membela DKI Jakarta.
Beberapa atlet muda potensial juga terpantau di cabang
panahan. Puryoto, Kepala Bidang Pembibitan Pengurus Pusat Persatuan Panahan Indonesia ,
mengatakan, daerah-daerah dengan atlet muda potensial di antaranya Jatim,
Jabar, dan Papua Barat. Beberapa di antaranya Dianandra Chairunnisa dan Yance
Iba hingga Asep Wandi dan Sifa Nurafifah Kamal.
Di judo, tidak ada yang menyangka, Peter Taslim, pejudo
nasional asal Sumatera Selatan, peraih emas SEA Games 2011 kalah dengan nilai
ippon oleh pendatang baru, I Kadek Rananda (17) asal Bali di semifinal kelas 66
kg. Remaja yang baru duduk di kelas III SMA itu kembali menundukkan seniornya
Deden Setiadi di final. Kadek terlahir dari keluarga judo. Bapaknya I Kadek
Rakyanda adalah pelatih judo Bali . Kakaknya, I
Kadek Adiwirawan, juga pejudo. Agaknya, generasi penerus akan terus lahir di
banyak cabang. (kompas.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar